Home »
cinta
,
prosa
,
puisi
,
pujangga
,
refleksi
,
sajak
,
sastra
» Sepenggal Refleksi Prosa-Puisi Tak Bernama
Sepenggal Refleksi Prosa-Puisi Tak Bernama
Written By Unknown on Selasa, 05 November 2013 | 06.44
Ku ingin mencintaimu selamanya, walau hentakan alam kan terus berganti memberi peluang pada waktu dan saat bagi kependekan usiaku...
Hampir dua minggu, aku terpaku dalam kesendirian ditemani celoteh teman-teman sebaya yang membahana di langit-langit kamar kecil dengan ukuran 3x3 meter saja. Kamar kecil, yang akhir-akhir ini memberi beberapa tetes nektar inspirasi berharga, yang setidaknya bisa membuat hati kecilku, memenangi pertempuran dengan rival sekotanya, si hati besar... :) Ya, pertempuran yang akhirnya membuat jari-jemari lemah ini menulis beberapa buah kata dan kalimat untukmu dan untuk mereka yang lain, meski tak bermakna...Malam ini, ku coba memejamkan mata, berteman seberkas cahaya beberapa buah lilin kecil yang terus menghiburku. Membuatku tersenyum kecil, seakan-akan aku sudah dianggap gila. Lalu, ada juga gelak tawa yang lahir dari aku, sang tuannya. Semua itu karena kamu...karena kamu dan hanya kamu...Maaf, bila aku harus mengatakan, "Hatiku gatal digelitik rasa karena memikirkanmu"
Dirimu...Wahai kamu....Aku bermenung tentangmu bukan karena pengaruh 'tenung'...tapi hanya karena kamu.
Sekiranya bila ku boleh memelukmu, aku ingin kau tahu betapa kau cukup berarti bagiku...Setidaknya, hingga sepenggal refleksi prosa-puisi tak bernama ini ku posting, aku tak berniat menuliskan sederet litani romantistis alias gombal, yang sering dilazimkan kaumku untukmu, karena faktanya hanya kamu !!!
Sungguh pantas bila dari ruang kecil bawah tanah ini aku merindumu, bukan karena telah ku kenali dirimu sejak lama, tapi karena setetes rasa bernama yang begitu banyak didefinisikan kaum cendekia, yang selaras dengan alunan kepakan sayap melodi indah Dealova "Aku ingin menjadi sesuatu, yang mungkin bisa kau rindu" guna menghantar nalarku dalam amukan getar jantung yang menggelora. Untukmu, takkan ku tolak rasa ini....Unless !!!Masih tentangmu...hanya kamu yang membuatku menatap dunia luar dari balik jendela berterali besi, disertai aroma karat ciri khasnya.
Kau menggerakkan hatiku tuk memandang sisi lain dari balik rinai hujan yang jatuh membasahi lahan kecil tak bertuan di samping kamarku, yang akhirnya mengajak gejolak hati berdamai dengan jiwa karena rasa itu. Karenamu...Aku ingin berlari memeluk hujan, membiarkannya membasahi tubuhku hingga tak satupun yang tersembunyi. Walau Ku lepas semua yang ku inginkan, hanya karena tuk mencintaimu dari yang terdalam, itu belumlah cukup...
Aku mau menjadi bagian dirimu yang paling dalam dari hanya sekedar kata yang terdalam...Aku tak peduli walau akhirnya aku harus tersiksa karenamu, dan karena cintamu... Itu tak mengapa...walau aku tahu hatiku yang sia-sia ini belum pantas mencintaimu bahkan dengan hanya berbekal apa adanya saja diriku. Untukmu...Untukmu... Izinkanlah aku mencintaimu...Ajarilah aku membuatmu bahagia, hanya untukmu, BUNDA-ku MARIA
0 komentar:
Posting Komentar