Jiwa dan nalarku pandai sekali berkata-kata tentang-Mu,Bahkan melampaui kebijaksanaan para pendahulu.
Lalu, ku asup diriku dengan manisnya bibirku…ciptakan pengakuan akan kebenaran,
tanpa takut atau setidaknya khawatir akan kekeliruan.
Manis sekali ! Aku pandai menjual nama-Mu yang suci.
Setelah itu, ku tulis semua yang ku ketahui tentang-Mu.
Ku tafsirkan, ku ajarkan dan ku khotbahkan pada jiwa-jiwa yang merindu-Mu,
walau aku sendiri sering goyah dalam keyakinan, atau bahkan di balik imanku
aku menghujat-Mu dalam diam !
Indah sekali !
Dan ketika esok tiba, ku kenakan kembali “jubah” beriman,
memoles keyakinan teguh pada-Mu dengan kesombongan religiusku
sambil ucapkan sebaris doa ibarat ‘mantra’.
Padahal… di jam-jam berikutnya, sesudah pagi dan hampir pagi…
ku hina kekudusan Nama-Mu wahai Elohim…secara gamblang dan lancang !
Menarik sekali !
Kemudian… jika aku ingin dan jika aku tahu aku berdosa
ataukah aku menderita, ku bersimpuh dalam doa sembari mohon ampun
dengan air mata…. Akan tetapi setelah 3600 detik berlalu,
ku tampar pengemis yang memlolong mohon pertolonganku dengan sikap acuh,
bahkan dengan hujatan dan sederet caci makian gratis.
Inspiratif sekali !
Cukupkah?
Tidak !
Hari ini tak lengkap bila aku tak berdebat tentang-Mu,
disertai beberapa lembar desertasi keangkuhan bahwa imanku paling benar.
Bahkan ku remukkan tulang-belulang jiwa-jiwa ku yang lain, dalam Nama-Mu….
demi Nama-Mu, hanya untuk membesarkan agamaku.
Bermanfaat sekali !
Tapi…
Apa tindakan-Mu? Engkau hanya diam, tak bergeming…
dan bahkan tak berhenti mengasihiku…
Aku harusnya malu…
Aku harusnya sadar…
Kuasaku terlalu kerdil dibanding ke-Mahakuasaan-Mu.
Kesempurnaanku terlalu murah dibanding kesempurnaan-Mu.
Sanctus-Benedictus…
Bahkan tak terukur keagungan-Mu…Penciptaku.
Biarlah jiwaku terlelap dalam doaku untuk-Mu, lewat sebaris ucap batin…
Dominus Dei…
Aku hanyalah segumpal debu di kaki-Mu,
sebab tuk menjadi pengalas kaki-Mu saja aku tak layak apalagi pantas.
Biarlah debu ini ku syukuri…
bahkan lebih dari sepenggal kata cukup…
Ad Maiorem Dei Gloriam
(St. Agustinus) “Segumpal Debu di Kaki-Mu”

Seberapa hebatkah aku dibanding kuasa-Mu???
0 komentar:
Posting Komentar