"Aku diam, bukan karena enggan beraksara, tapi karena terlalu kenyang akan kata-kata," seloroh sang nara yang lara.
Sore itu, kian merona, dengan pijar surya merah keemasan di ufuk langit barat. Derap langkah sang nara terlihat gontai.
"Mungkinkah kau letih?" tanyaku.
"Tidak! Aku tak letih. Hanya mencoba menjadi letih," kelitnya.
"Lalu, apa yang ingin kau sampaikan padaku?" tanyaku kembali.
"Aku tak sedang mengatakan sesuatu. Aku hanya melukiskan sesuatu yang akan kau lukis dengan kata-katamu," kuncinya.
Ahh... Senja mulai meredup. Seakan tak peduli kepadaku yang tengah menikmatinya.
Semua berlalu bersama segala yang membekas.
Yang tertinggal hanya aku, sisa-sisa hangatnya senja, dan langkah pergi sang nara yang kian menjauh, terbenam, lalu hilang di batas kaki langit.
Terima kasih... Senja kini berganti malam menyulut kota di atas khatulustiwa...
#sibonsai
"Aku tak sedang mengatakan sesuatu. Aku hanya melukiskan sesuatu yang akan kau lukis dengan kata-katamu," kuncinya.
Ahh... Senja mulai meredup. Seakan tak peduli kepadaku yang tengah menikmatinya.
Semua berlalu bersama segala yang membekas.
Yang tertinggal hanya aku, sisa-sisa hangatnya senja, dan langkah pergi sang nara yang kian menjauh, terbenam, lalu hilang di batas kaki langit.
Terima kasih... Senja kini berganti malam menyulut kota di atas khatulustiwa...
#sibonsai
0 komentar:
Posting Komentar